Di momen itu, Elon Musk juga mengisahkan kejadian-kejadian di masa muda yang membuatnya sukses sekarang. Hal itu ternyata muncul dari hal yang sederhana, yakni dengan membaca dan menonton fiksi ilmiah.
"Kebiasaan itu banyak berdampak pada saya untuk mencari kebenaran dalam banyak hal. Dari situ saya menemui bahwa fisika sangat membantu dalam segala hal," kata Elon Musk.
Dalam kesempatan yang sama, mahasiswa dari Sulawesi Utara bernama Praisela Symons juga bertanya kepada Elon Musk mengenai kesalahan atau masalah yang pernah dialami oleh Elon Musk dan bagaimana cara mengatasinya.
Elon Musk pun menjawab bahwa kesalahan harus menjadi asumsi dalam diri seseorang. Dengan begitu, mereka akan selalu berupaya melakukan hal dengan baik namun hal itu jjuga harus dilakukan dengan menggunakan hati.
"Coba untuk selalu berasumsi bahwa kita itu salah. Dengan demikian, kita akan selalu berupaya melakukan hal yang benar. Selalu gunakan akal dan hati. Dulu saya hanya gunakan akal. Tapi menggunakan hati juga sama pentingnya," tutur Elon.
Sementara itu, acara dialog ini merupakan kolaborasi antara Tri Hita Karana (THK) Future Knowledge Summit dan Festival Kampus Merdeka (FKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), dan lembaga nirlaba Upaya Indonesia Damai atau yang juga dikenal sebagai United In Diversity (UID).