Pengakuan serupa datang dari berbagai tokoh lain, termasuk mantan Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi, Duta Besar Iran untuk Indonesia, serta pimpinan ormas Islam nasional. Mereka menilai langkah diplomasi PBNU sejalan dengan perjuangan Palestina dan dilakukan melalui koridor resmi yang sah.
Tidak hanya dukungan moral, rekam jejak aktivitas PBNU menunjukkan konsistensi nyata dalam membela Palestina. Mulai dari penyelenggaraan R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) pada 2023 untuk mengimbau dunia menghentikan kekerasan di Gaza, hingga rangkaian pertemuan dengan pejabat Palestina, lobi diplomatik, serta kolaborasi dengan berbagai ormas Islam. Aktivitas tersebut terdokumentasi dalam sejumlah pemberitaan nasional, mulai dari 2023 hingga 2025.
Forum-forum internasional yang digelar PBNU juga aktif mendorong gencatan senjata dan penyelesaian damai, sekaligus memberi ruang bagi pemerintah Palestina untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka kepada publik Indonesia dan komunitas global.
Dokumen analisis tersebut menyimpulkan bahwa tuduhan terhadap Gus Yahya didasarkan pada narasi yang dipotong konteks dan mengabaikan fakta-fakta substansial. Sementara itu, bukti yang tersedia justru memperlihatkan bahwa PBNU di bawah kepemimpinan Gus Yahya memiliki posisi tegas dan konsisten dalam membela hak-hak rakyat Palestina.
Argumentasi yang dipaparkan juga menegaskan bahwa perjuangan untuk Palestina tidak selalu tampak dalam slogan atau retorika, tetapi melalui diplomasi tingkat tinggi, pengaruh internasional, dan langkah strategis yang telah diakui efektivitasnya oleh pihak Palestina sendiri