Wagiman terpaksa meminjam uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga karena tak memiliki penghasilan sejak musim kemarau panjang.
"Istri saya buruh tani tanam padi, saya kerja cangkul di sawah, sampai sekarang ini belum ada hujan yang basahi tanah itu. Bibit padi yang disebar mati semua," ujar dia.
Wagiman mengajukan pinjaman Rp11 juta dengan cicilan Rp400.000 per bulan. Dia mengaku sudah enam bulan pembayaran macet akibat kemarau panjang.
"Sementara ini pihak bank datang ke rumah, katanya kalau gak segera dibayar kekurangan rumah mau disegel. Rumah sudah jelek sekali," ujar dia.
Sementara itu, warga lain bernama Sarti mengaku tidak pernah mendapatkan BLT. Dia mengatakan bantuan tersebut tak tepat sasaran.
"Saya ini sudah tua, tapi enggak pernah dapat bantuan apa apa, enggak di kasih. Yang sugeh-sugeh (kaya-kaya) dapat, saya enggak dapat," jelas Sarti.