Keterbatasan akses ke jaringan internet yang stabil dan cepat dapat menghambat kemampuan masyarakat untuk mengakses layanan telemedicine secara optimal.
Penerapan telemedicine memerlukan ketersediaan tenaga medis yang terlatih. Namun, daerah 3T sering menghadapi kekurangan tenaga medis yang terlatih.
Pelatihan dan pemeliharaan tenaga medis yang mampu mengoperasikan serta memberikan layanan telemedicine menjadi tantangan khusus.
Masyarakat di daerah 3T mungkin kurang familiar dengan konsep telemedicine dan manfaatnya. Pemahaman yang rendah terkait teknologi ini dapat menghambat adopsi telemedicine, bahkan jika infrastruktur dan tenaga medis sudah tersedia.
Akses terbatas terhadap perangkat telekomunikasi, seperti smartphone atau komputer, dapat menjadi hambatan serius untuk penggunaan telemedicine di daerah 3T.
Ketersediaan perangkat ini menjadi kunci dalam memastikan partisipasi masyarakat dalam konsultasi medis jarak jauh.