JAKARTA, iNews.id - Mendikbudristek Nadiem Makarim menghapus syarat calistung atau baca, tulis, hitung sebagai syarat masuk SD. Sebab, hal tersebut dinilai merugikan anak-anak.
Menurut Nadiem, anak-anak Indonesia kehilangan banyak kemampuan yang seharusnya diasah di jenjang PAUD. Hal itu dikarenakan anak-anak dipaksa memahami calistung. Akibatnya, anak-anak merasa belajar tidak menyenangkan hingga akhirnya kehilangan kepercayaan diri.
Tak cuma itu, anak-anak juga pada akhirnya tidak mampu meregulasi emosi dan bagaimana cara berkomunikasi. Hal itu pun berdampak dalam proses belajar di sekolah.
"Tentu konsekuensi dari calistung ini kita hilang berbagai skill daripada calistung, yakni kemampuan regulasi, emosional seorang anak di mana kalau dia tidak mampu meregulasi emosinya, dia tidak mampu berkomunikasi dengan sekitarnya, dia tidak bisa menjaga dan merawat dirinya itu berarti ia tidak bisa berpartisipasi dalam situasi sekolah," ujar dia dalam peluncuran Merdeka Belajar episode 24 via YouTube, ditulis Rabu (29/3/2023).