Menurutnya, guguran awan panas ini terbentuk akibat hancurnya kubah atau lidah lava. Menurutnya. Dia menegaskan hal itu merupakan karakteristik khas dari Gunung Semeru.
“Kejadian awan panas guguran pada Gunung Semeru pada tanggal 4 Desember 2021 sebetulnya kejadian ini sudah dimulai sejak tanggal 1 Desember 2021. Saat itu terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara,” katanya.
Hingga saat ini tercatat ada 13 korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur pada Sabtu (4/12/2021). Sebanyak 902 warga mengungsi.