JAKARTA, iNews.id - Kasus perundungan atau bullying yang terjadi di lingkungan sekolah mengudang keprihatinan banyak pihak. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan jika yang terungkap selama ini hanyalah fenomena gunung es, atau sedikit dari besarnya jumlah kasus yang terjadi.
Banyak faktor yang mendorong terjadinya perundungan. Dalam diskusi yang digagas The Indonesian Education Analyst bertajuk "id.Edu Talk Setop Perundungan di Sekolah” terungkap masih lemahnya peran guru di sekolah, orang tua di rumah dan lingkungan, bahkan kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sehingga kasus demi kasus perundungan seperti tidak kunjung usai.
Pengamat pendidikan Dian N Paramaartha mengatakan, perundungan menjadi tanggung jawab seluruh stakeholders pendidikan. Perundungan bukan semata tanggung jawab guru.
“Guru dan kepala sekolah, peserta didik, orang tua perlu bergandeng tangan, bekerja sama hentikan dan cegah,” ujarnya, Jumat (28/2/2020).
Sementara Peneliti Senior id.Edu Clara Yanthy Pangaribuan menyoroti belum dimaksimalkannya peran Bimbingan Konseling (BK) di sekolah. Padahal keberadaanya cukup strategis dalam meminimalkan perilaku penyimpang siswa.