"Sebenarnya tidak hanya satu tanggal ini, ada enam atau tujuh tanggal yang dijadikan alternatif sebagai hari kebudayaan. Misalnya ada tanggal 2 Mei, yang sudah Hari Pendidikan, tanggal 20 Mei, ada berapa tanggal lagi saya tidak hafal, yang diusulkan," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak mengaitkan setiap kebetulan secara berlebihan. Dia mencontohkan bahwa 21 Juni merupakan tanggal wafat Presiden Soekarno, sekaligus tanggal lahir Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau kebetulan, nggak apa-apa. Ini kan soal kebetulan. Kebetulan-kebetulan itu banyak. 21 Juni, Bung Karno wafat. 21 Juni, Presiden ke-7 Indonesia lahir. Kalau cocoklogi bisa panjang. Tapi kita tidak menganut cocoklogi," ujar Hasan.
Sebelumnya, Fadli Zon mengumumkan penetapan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional. Dia pun membeberkan pertimbangan memilih tanggal tersebut.
Dia menjelaskan, Presiden ke-1 Soekarno secara resmi menetapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai bagian dari lambang Garuda Pancasila melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara pada 17 Oktober 1951.
"PP tersebut mengandung simbolisasi hari kemerdekaan, dasar negara serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika," ujar Fadli dalam keterangannya, dikutip Senin (14/7/2025).