"Yang kedua sebabnya adalah mungkin ada gap ketidakpercayaan terhadap birokrasi Pemprov di Jawa Barat, yang kita tahu disiulai birokrat lama. Jadi mereka percaya sama gubernurnya tetapi tidak percaya sama birokrasinya," tuturnya.
Menurutnya, temuan ini bisa menjadi masukan untuk Dedi dan Pemprov Jabar memperbaiki kinerjanya. Ia pun menilai, birokrat Pemprov Jabar perlu menyeimbangi kinerja Dedi.
"Jadi ini kan sepertinya ada perbedaan ya. Gubernurnya di mata publik Jawa Barat gaspol ya, misalnya pakai gigi 9, tadi sebagian masih ada yang gigi 5, gigi 6, terutama untuk beberapa variable yang berkaitan dengan ekonomi," katanya.
Diketahui, survei dilakukan secara wawancara tatap muka. Sebanyak 600 responden yang berasal dari Jabar dilibatkan.
Penarikan sampel dilakukan dengan metode multi stage random sampling. Adapun tingkat kepercayaan atau margin of error survei ini berkisar antara 4,1%.