Dia mengatakan, pekerjaan sebagai tukang ojek juga bagian penciptaan lapangan kerja dari perusahaan penyedia layanan. Menurut dia, justru melalui Pilpres 2019 ini dalam rangka mencari pemimpin yang dapat terus menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Banyak yang masih bekerja di sektor informal, justru melalui pemilu ini kita ingin mencari pemimpin yang baik. Bisa membuat tukang ojek punya mimpi dan cita-cita. Dan dapat menjalankan anak bisa jadi dokter, insinyur, pengusaha, dan banyak contoh-contoh keberhasilan dari kalangan bawah menjadi pemimpin seperti Pak Jokowi misalnya,” ujar dia.
Sekjen PDI Perjuangan itu pun mengajak seluruh pihak agar tidak melihat profesi rakyat di sektor informal sebagai bentuk pesimisme. Namun juga dari potensi mereka untuk berkembang.
“Pak Jokowi dengan KIS (Kartu Indonesia Sehat), KIP (Kartu Indonesia Pintar), Keluarga Harapan justru ingin mengangkat martabat mereka, apapun profesi rakyat itu adalah terhormat,” kata Hasto.
Dalam pidatonya saat menghadiri acara Indonesia Economic Forum 2018 di Hotel Shangri-La, Rabu (21/11/2018), Prabowo sempat menyinggung meme yang mengisahkan anak Indonesia menjadi tukang ojek. Mantan Danjen Kopassus itu menilai bahwa meme tersebut termasuk merendahkan perjalanan karir anak bangsa yang harus menjadi sopir ojek online setelah lulus sekolah.
“Saya ingin mengakhiri presentasi ini dengan realita yang sedih namun juga kejam. Ini adalah meme yang sedang tersebar di internet. Jalur karir seorang anak muda Indonesia. Paling kanan adalah topi sekolah dasar, topi sekolah menengah pertama, dan setelah dia lulus dari sekolah menengah atas, dia menjadi sopir ojek. Ini adalah realita yang kejam,” kata Prabowo.