“Sebetulnya non-state. Tapi pengaruhnya sangat besar kepada kebijakan dari negaranya. Kebijakannya itu langkah-langkahnya kita baca selalu pas dengan usulan dari non-state,” ucapnya.
Menurutnya, sejumlah nama tokoh kapitalis global memiliki pengaruh besar dalam agenda tersebut.
Hendropriyono menilai tujuan dari gerakan tersebut tidak berbeda jauh dengan kolonialisme di masa lalu, hanya dengan metode yang berbeda.
“Tujuannya kan sama saja. Dari dulu juga maunya menjajah. Tapi kan caranya lain. Dulu kan pakai peluru, pakai bom. Kalau kita masih diam saja ya habis kita,” katanya.
Sebelumnya, aksi demonstrasi 25 Agustus lalu berakhir ricuh. Kini, kericuhan kembali pecah di depan Gedung DPR pada Kamis (28/8/2025).