Terakhir, kata dia, ada 5 tindakan intimidasi terselubung. Tindakan tersebut biasanya melibatkan aparatur yang memiliki kewenangan penegakan hukum.
"Misalnya pemanggilan kepala desa dengan alasan ada laporan kasus kemudian dipanggil untuk dimintai keterangan terkait laporan yang dilaporkan ke pihak penegak hukum," tuturnya.
Ghufron mengatakan, ke-121 temuan itu terbagi 3 kategori, yakni pelanggaran netralitas, kecurangan pemilu, dan pelanggaran profesionalitas oleh penegak hukum.
"Dari sisi sebaran wilayah, Jakarta yang paling tinggi. Disusul berikutnya jawa barat, jawa tengah, banten dan jawa timur. Itu secara persebaran wilayah," katanya.
Imparsial melakukan identifikasi untuk melihat kandidat mana yang paling diuntungkan di balik kasus-kasus kecurangan yang berhasil ditemukan. Hasilnya, Capres-Cawapres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi paslon yang paling diuntungkan.
"Dalam konteks capres berdasarkan kasus-kasus yang kita dokumentasikan, kandidat yang paling banyak diuntungkan dari kecurangan, netralitas dan profesionalitas, secara politik yang diuntungkan ya, itu kandidat nomor urut dua, Prabowo-Gibran. Ini berdasarkan fakta kasus-kasus yang kita kumpulkan dari berbagai wilayah di Indonesia," katanya.