JENEWA, iNews.id, - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak pemerintah di seluruh dunia untuk memperkuat Sistem Peringatan Dini Multi-Bencana. Penguatan itu dapat dilakukan melalui integrasi antarlembaga dengan dukungan inovasi teknologi tanpa mengabaikan kearifan lokal.
Untuk menguatkan dan menjaga efektivitas peringatan dini multi-bencana ini perlu adanya peraturan/regulasi yg mengatur koordinasi, harmonisasi dan sinergi peran, serta data integrasi antar lembaga ataupun antar para pihak terkait dalam sistem integrasi peringatan dini tersebut.
“Indonesia belajar dari kejadian gempabumi dan tsunami di Palu dan Selat Sunda, kejadian ini menunjukkan bahwa wilayah Indonesia memiliki karakteristik kegempaan baru yang jarang terjadi,” kat Dwikorita melalui keterangan tertulis, Jumat (17/5/2019).
Pernyataan Dwikorita disampaikan saat mendapat kehormatan sebagai pembicara utama dalam forum internasional PBB, Second Multi-Hazard Early Warning Conference (MHEWC-II),di Jenewa Swiss, Rabu (16/5/2019). Dalam forum ini, Dwikorita juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki karakteristik cuaca dan iklim yang unik.
Hal ini menjadi sebuah tantangan khususnya bagi pemerintah mengingat Indonesia berada di dalam lingkaran Cincin Api Pasifik yang terbentuk oleh gerak lempeng tektonik aktif.