SOLO, iNews.id – Calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno berjanji untuk mengganti kebiasaan lama Indonesia yang suka berutang dan impor. Menurut Sandi, kebiasaan buruk itulah yang membuat ekonomi bangsa terpuruk dan selalu bergantung kepada asing.
“Kita harus berhemat. Setop menghamburkan uang untuk acara-acara seremonial. Genjot produksi nasional. Setop impor pangan saat petani panen. Infrastruktur tidak perlu lagi menggunakan APBN, tapi pembangunan yang menggunakan private public partnership (kemitraan antara pemerintah dan swasta), sehingga tidak membebani anggaran negara,” ujar Sandi saat berdialog dengan warga dari perwakilan berbagai desa di Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/12/2018).
Sejumlah perwakilan warga yang bertatap muka dengan Sandi kemarin antara lain berasal dari Banjarsari, Laweyan, Pasar Kliwon, dan Serengan. Dalam kesempatan itu, Sandi mengatakan, pembangunan infrastruktur tanpa utang sebenarnya bukanlah hal yang baru di Indonesia. Dia pun lantas memberikan contoh pembangunan tol tanpa menggunakan APBN, tanpa utang, yaitu Tol Cipali (Cikopo–Palimanan).
“Saya pernah turut membangun infrastruktur Jalan Tol Cipali 116 km, tidak memakai uang negara, dan tidak membebani utang untuk negara dan BUMN,” tutur mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Menurut Sandi, pelemahan ekonomi yang dialami Indonesia saat ini juga sebagai akibat impor yang kian menggila. Seolah-olah, kata dia, Indonesia tidak punya sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi kebutuhan yang sejatinya bisa dilakukan sendiri. Karenanya, tidak mengherankan jika petani dan nelayan mengeluhkan gencar impor produk pangan belakangan ini.
Sandi mengungkapkan, keluhan yang sama terus dia dapatkan di 950 lokasi di Indonesia yang telah dikunjunginya sejak penetapan pasangan capres dan cawapres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Agustus lalu.
“Insya Allah, 2019 Prabowo Subianto dan saya terpilih menjadi pelayan rakyat, akan mengubah kebiasaan lama ini. Yakni setop impor dan utang. Kasihan anak-anak bangsa. Dalam kondisi utang negara seperti sekarang ini, setiap bayi lahir sudah membawa beban utang Rp13 juta. 2019 akan kami cicil utang, agar negara ini bisa berdiri di kaki sendiri. Bukan malah menyejahterakan bangsa lain dan membuat sengsara bangsa sendiri. Gemas saya,” ucap mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu.