“Apa itu bulek (bibi),” tanya Mulyono. Oleh bibinya yang kebetulan sersan dan berdinas di Armed 3/Tarik dijelaskan bahwa para remaja berseragam tersebut tak lain para siswa Akmil alias Taruna. Mulyono tampak takjub. Dia pun lantas menanyakan apakah mungkin dirinya menjadi tentara.
Dari situ bulat tekad Mulyono untuk masuk Akmil. Pikirannya, sekolah ini tak perlu mengeluarkan biaya sehingga dapat meringankan beban orang tua. Lewat gemblengan pamannya yang juga seorang prajurit berpangkat sersan dua, Mulyono lantas diajari latihan fisik.
Hari-harinya di Magelang lantas diisi dengan olahraga untuk memperkuat jasmani. Mulyono tak hanya berlari, namun juga berlatih push up, pull up dan sebagainya. Terdapat cerita menarik ketika Mulyono kembali ke desanya dan mencoba periksa kesehatan pada seorang mantra.
Karena perawakannya yang kecil, Mulyono dianggap kena penyakit TBC. Tentu saja keterangan itu membuat syok. Tapi beruntung sang ayah memberikan dukungan moral. “Kamu kuat lari dan jalan kok dibilang kena TBC,” ucap Suyatno.
Seraya menunggu pengumuman Akabri, keluar hasil tes kampus. Mulyono diterima di fakultas peternakan UGM. Dia sempat mengikuti proses administrasi dengan membayar uang kuliah. Namun, karena belakangan dia juga diterima Akmil, Mulyono memilih berkarier sebagai prajurit TNI.
Mulyono lulus dari Lembah Tidar pada 1983 dari kecabangan infanteri. Mula-mula kariernya sebagai komandan peleton batalyon infanteri (Danton Yonif) 712/Wira Tama, Danton Yonif 713/Satya Tama, Danki Yonif 713/Satya Tama, dan berlanjut sebagai Pasiops Yonif 713/Satya Tama.
Pangkat mayor diperolehnya saat dia digeser sebagai Kasiopsjar Pusdikif Bandung (1995), kemudian Danyonif 143/Tri Wira Eka Jaya Kodam II/Sriwijaya (1997). Setelah itu serdadu yang menyelesaikan Diklapa II pada 1995 tersebut kemudian menjabat Dosen Gol V/Seskoad (1999), Dandim 0901/Samarinda (2000) dan dipromosikan sebagai Danrem 061/Surya Kencana.
Karier militernya juga dihiasi dengan penunjukan sebagai Kasrem 121/Alambhana Wanawai, Asops Kaskostrad, Danmentar Akmil Magelang, Danrem 032/Wirabraja, hingga Wadansecapa TNI AD. Lulusan terbaik Seskoad 1999 ini pecah bintang saat dipromosikan sebagai Dirlat Kodiklat TNI AD pada 2011.