Jauh dari Sombong, Mulyono Satu Ini Sangat Rendah Hati dan Dicintai Anak Buah

Zen Teguh Triwibowo
KSAD ke-31 Jenderal TNI (Purn) Mulyono sangat dihormati anak buahnya. Tentara asal Boyolali, Jawa Tengah ini dikenal sederhana dan dekat dengan prajurit. (Foto: TNI AD)

“Apa itu bulek (bibi),” tanya Mulyono. Oleh bibinya yang kebetulan sersan dan berdinas di Armed 3/Tarik dijelaskan bahwa para remaja berseragam tersebut tak lain para siswa Akmil alias Taruna. Mulyono tampak takjub. Dia pun lantas menanyakan apakah mungkin dirinya menjadi tentara.

Dari situ bulat tekad Mulyono untuk masuk Akmil. Pikirannya, sekolah ini tak perlu mengeluarkan biaya sehingga dapat meringankan beban orang tua. Lewat gemblengan pamannya yang juga seorang prajurit berpangkat sersan dua, Mulyono lantas diajari latihan fisik.

Hari-harinya di Magelang lantas diisi dengan olahraga untuk memperkuat jasmani. Mulyono tak hanya berlari, namun juga berlatih push up, pull up dan sebagainya. Terdapat cerita menarik ketika Mulyono kembali ke desanya dan mencoba periksa kesehatan pada seorang mantra.

Karena perawakannya yang kecil, Mulyono dianggap kena penyakit TBC. Tentu saja keterangan itu membuat syok. Tapi beruntung sang ayah memberikan dukungan moral. “Kamu kuat lari dan jalan kok dibilang kena TBC,” ucap Suyatno. 

Seraya menunggu pengumuman Akabri, keluar hasil tes kampus. Mulyono diterima di fakultas peternakan UGM. Dia sempat mengikuti proses administrasi dengan membayar uang kuliah. Namun, karena belakangan dia juga diterima Akmil, Mulyono memilih berkarier sebagai prajurit TNI.

Dekat dengan Prajurit

Mulyono lulus dari Lembah Tidar pada 1983 dari kecabangan infanteri. Mula-mula kariernya sebagai komandan peleton batalyon infanteri (Danton Yonif) 712/Wira Tama, Danton Yonif 713/Satya Tama, Danki Yonif 713/Satya Tama, dan berlanjut sebagai Pasiops Yonif 713/Satya Tama.

Pangkat mayor diperolehnya saat dia digeser sebagai Kasiopsjar Pusdikif Bandung (1995), kemudian Danyonif 143/Tri Wira Eka Jaya Kodam II/Sriwijaya (1997). Setelah itu serdadu yang menyelesaikan Diklapa II pada 1995 tersebut kemudian menjabat Dosen Gol V/Seskoad (1999), Dandim 0901/Samarinda (2000) dan dipromosikan sebagai Danrem 061/Surya Kencana.

Karier militernya juga dihiasi dengan penunjukan sebagai Kasrem 121/Alambhana Wanawai, Asops Kaskostrad, Danmentar Akmil Magelang, Danrem 032/Wirabraja, hingga Wadansecapa TNI AD. Lulusan terbaik Seskoad 1999 ini pecah bintang saat dipromosikan sebagai Dirlat Kodiklat TNI AD pada 2011.

Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait
Nasional
2 hari lalu

Seskab Teddy Bertemu Menteri PU dan KSAD, Bahas Percepatan Pemulihan Infrastruktur Pascabencana Sumatra

Nasional
6 hari lalu

Maruli Minta Media Beritakan Penanganan Bencana Sumatra: Tak Selesai dengan Menangis

Nasional
22 hari lalu

Jalankan Instruksi Prabowo, TNI AD Kerahkan Logistik Skala Besar ke Sumatera

Buletin
23 hari lalu

Aksi Heroik TNI Evakuasi Bayi saat Banjir Aceh, 1,5 Ton Bantuan Udara Dikerahkan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal