JAKARTA, iNews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta lebih tegas dalam memilih nama-nama menteri untuk duduk di kabinet mendatang. Kemampuan dan kinerja harus jadi pertimbangan utama, bukan sekadar komposisi parpol-profesional.
Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia Arie Djunaedi menilai, Jokowi seharusnya tidak boleh terbebani dengan komposisi kabinetnya. Bagaimana pun kemenangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019 lebih ditentukan oleh mesin-mesin partai politik yang berjalan demikian dahsyat.
”Kalau kita bicara soal berapa komposisinya, saya rasa itu hak prerogatif presiden. Namun, Jokowi juga harus mendengar masukan dari parpol karena terpilihnya dia karena “endorse” dari parpol, bukan oleh relawan,” kata Arie dalam diskusi Dialektika Demokrasi di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Arie mengingatkan, perjalanan Kabinet Kerja saat ini juga harus dijadikan penilaian dalam membentuk kebinet berikutnya. Harapan pemilih maupun nonpemilih sangat besar. Jangan sampai espektasi yang berlebihan ternyata memble di periode kedua.
”Oleh karena itu, siapapun personel kabinet, yang ada prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela. Siapakah sosok yang tepat? Tentu yang gagal jangan dipertahankan, yang punya prestasi dipertahankan,” kata dia.