JAKARTA, iNews.id - Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, yang dikenal sebagai Wakil Presiden (Wapres) ke-6 Republik Indonesia, adalah seorang tokoh militer yang dihormati dan disegani di Tanah Air. Lahir pada 15 November 1935 di Surabaya, Jawa Timur, Try Sutrisno memiliki karier yang cemerlang di matra angkatan darat.
Selama perjalanan kariernya, dia menempati berbagai posisi penting, termasuk sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Jabatan-jabatan strategis yang pernah dia pegang mencakup Kasdam XVI/Udayana, Pangdam IV/Sriwijaya, Pangdam Jaya/Jayakarta, serta Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad).
Try Sutrisno adalah anak ketiga dari enam bersaudara dan kariernya di dunia militer dapat dianggap sangat sukses. Dia dikenal mampu menangani berbagai tantangan dan konflik, seperti kerusuhan di Tanjung Priok dan situasi di Timor-Timor.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dedikasi dan komitmennya terhadap tugas-tugas yang diemban. Selain itu, ada elemen menarik dalam perjalanan kariernya, yaitu kemiripannya dengan Tommy Soeharto, putra dari Presiden kedua RI, Soeharto.
Dalam biografi berjudul “Jenderal TNI Try Sutrisno Sosok Arek Suroboyo” yang diterbitkan Dinas Sejarah Angkatan Darat, diceritakan saat itu Soeharto sedang mencari seorang ajudan baru untuk menggantikan Kolonel Suharso. Soeharto meminta stafnya untuk menemukan seseorang yang wajahnya mirip dengan Tommy. Setelah melalui proses seleksi, Try Sutrisno muncul sebagai kandidat yang tepat.
Sementara itu, mantan Wakasad Letjen TNI (Purn) Sayidiman Surjohadiprodjo mengaku merekomendasikan Try Sutrisno untuk menjadi ajudan Soeharto. Dalam catatan B Wiwoho di bukunya “Memori Jenderal Yoga,” terdapat cerita tentang Kolonel Prasetyo Sudarto, seorang senior Try di Akademi Teknik Angkatan Darat, yang merasa berat untuk menerima tugas tersebut dan kemudian merekomendasikan Try Sutrisno sebagai penggantinya.
Akhirnya, Try Sutrisno secara resmi diangkat sebagai ajudan Soeharto. Dia merasa terkejut dengan penunjukan itu.
Sebab, dia menyadari menjadi ajudan presiden adalah tugas yang sangat penting dan membutuhkan kesiapan yang tinggi. Dalam perannya sebagai ajudan, dia tidak hanya mendampingi presiden dalam berbagai kunjungan domestik dan internasional, tetapi juga menjaga kerahasiaan setiap kegiatan yang dihadiri oleh Presiden.