“Bagaimana tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilu 2019. Sosialisasi dan pendidikan politik bagi pemilih sebenarnya bukan hanya tanggung jawab dari penyelenggara, tetapi semua elemen bangsa, baik penyelenggara, pemerintah, pemerintah daerah, partai politik, ormas, termasuk juga media massa” kata Bahtiar, Jumat (16/11/2018).
Sementara itu Dian Permata memaparkan temuan-temuan penelitiannya dalam memotret tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat, lebih khusus penelitiannya difokuskan bagi kalangan mahasiswa, kaum intelektual yang memiliki hak pilihnya pada Pemilu 2019.
Pada penelitian di tiga daerah, yakni Riau, Sumatera Barat, dan Yogyakarta, secara singkat pengenalan responden dikategorikan masih rendah terhadap waktu pencoblosan, UU Pemilu yang berlaku untuk Pemilu 2019, dan pengetahuan terhadap lembaga-lembaga penyelenggara pemilu.
Berdasarkan kajian penelitian tersebut, Dian berpandangan perlu dilakukannya pemetaan dari media/saluran yang lebih efektif digunakan dalam memberikan pengenalan, pengetahuan dan pemahaman bagi masyarakat.
“Saat ini sumber informasi yang paling efektif didapat masyarakat dalam mengetahui terkait pelaksanaan Pemilu Serentak 2019, pertama televisi, media massa, media online, internet, media sosial, mulut ke mulut, media cetak dan stiker KPU,” kata dia.