Menurut Cak Udin sapaan akrabnya, Kiai Hasyim yang notabene pahlawan nasional sekaligus pendiri Ormas NU tak diakui, justru tokoh yang dianggap penyokong radikalisme malah mendapat tempat di buku terbitan Kemendikbud. Dia pun menganggap, ada yang aneh dengan Kemendikbud hari ini.
"Sungguh akan menjadi pengkaburan sejarah dan berbahaya bagi pengetahuan generasi muda Indonesia karena dicekoki oleh buku yang tampak tuna sejarah," ujar Cak Udin.
PKB, kata Cak Udin pun meminta agar Dirjen Kebudayaan tak menerbitkan kamus sejarah tersebut. "Tidak menerbitkan buku-buku yang tidak otoritatif, seperti buku kamus sejarah di atas," kata dia.