Dikutip dari buku 'Sejarah 3' terbitan Quadra, pada 3 Juni 1947 pemerintah mengukuhkan TKR menjadi TNI di bawah kepemimpinan Jenderal Sudirman. Ia pun banyak memimpin perang gerilya melawan Belanda yang saat itu menduduki wilayah Indonesia.
Jenderal Soedirman berjuang dengan gigih walaupun dalam keadaan melawan penyakit paru. Setelah perang tersebut, kesehatan Jenderal Soedirman semakin memburuk. Ia pun wafat di Magelang pada 20 Januari 1950 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Pemilik nama lengkap Abdul Haris Nasution ini merupakan salah satu jenderal bintang 5 di Indonesia. Pria kelahiran Kotanopan, Sumatera Utara pada 3 Desember 1918 ini mulai bergabung korps perwira cadangan bentukan pemerintah kolonial Belanda pada 1940.
Karier militernya pun dimulai saat menjadi perwira KNIL. Setelah proklamasi kemerdekaan, ia pun bergabung ke dalam TKR dan pada Mei 1946 diangkat menjadi Panglima Regional Divisi Siliwangi Jawa Barat.
Pada masa demokrasi terpimpin, Jenderal AH Nasution dipercaya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Saat itu, militer memiliki pengaruh dan kekuasaan yang luas sehingga Jenderal AH Nasution memutuskan agar para tentara bebas dari pengaruh Partai Komunis Indonesia.