Dikisahkan Carmelia, pikiran tentang Tuhan itu terlintas begitu saja di benak Bagyo. Tak pula tebersit apakah pikiran semacam itu layak untuk seorang bocah yang masih SD.
Pertanyaan tentang Tuhan itu terus berkecamuk. Namun, sebuah momen mengubah segalanya. Ujian matematika yang menepis segala kegamangan tersebut dan mengubahnya menjadi sebuah keyakinan kokoh.
Semasa bersekolah SD, salah satu pelajaran agama yang diingat Bagyo yakni orang yang dikabulkan doanya oleh Allah SWT yakni orang berpuasa, menderita dan memohon dengan tulus. Dengan kepolosannya dan tanpa keraguan, dia pun memanjatkan doa.
“Tuhan, kalau benar Engkau ada, saya minta ujian saya lulus dengan nilai 8 semua,” ucap bocah kelahiran 12 Juni 1946 tersebut. Mengapa Bagyo berdoa demikian? Itu tak lain nilai pelajarannya selama ini tergolong biasa-biasa saja. Tidak istimewa. Menurut Carmelia, memperoleh nilai 8, tentu akan menjadi sesuatu yang luar biasa.