Selama di KSP, ia ditempatkan di 2 Kedeputian, yakni di 2 dan 5. Di Kedeputian 2 Viona bertugas mengatur isu pembangunan manusia. Sedangkan, di Kedeputian 5 membahas isu Polhukam.
”Saya berkesempatan untuk mendengar langsung keluhan para pekerja migran Indonesia di luar negeri, mengenai jaminan sosial dan kesehatan mereka selama bekerja. Sedangkan di Kedeputian 5 yang fokusya di isu Polhukam, saya berkesempatan untuk mengkritik alur pengajuan perlindungan saksi dan korban yang menurut saya terlalu birokratis dan tidak efisien,” tutur dia.
Kesempatan magang di KSP hanya berdurasi selama 5 hari. Meskipun begitu, Vional merasa mendapatkan banyak keuntungan, terlebih ia bisa bertemu dengan para pejabat negara.
“Pastinya, saya mendapat pengetahuan baru dan lebih mendalam mengenai isu-isu di dalam negeri, karena sebagai anak HI saya lebih banyak belajar fenomena internasional. Saya juga belajar mengenai kepemimpinan. Tapi bagi saya, yang terpenting adalah menambah networks. Tidak hanya itu, saya juga bisa bertemu beberapa politisi dan pejabat Tanah Air, seperti Pak Moeldoko, Pak Ngabalin, dan Kak Billy Mambrasar”, imbuh Viona.
Terakhir, Viona berkesempatan memaparkan hasil diskusinya di hadapan Kepala KSP. Ia mengkaku sempat gugup, namun puas karena semua ide yang ia lontarkan diterima dengan baik.
“Ini adalah kegiatan yang paling berkesan selama berada di KSP. Ketika saya mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai kebijakan BPJS Migran di depan Kepala KSP, para tenaga ahli, dan teman-teman partisipan,” ujar Viona.
“Awalnya, saya berbicara agak gemetar karena sedikit gugup. Mungkin karena usulan ide dari saya diangkat menjadi solusi dari topik kami. Tapi puji Tuhan, saya benar benar puas karena ide kami diterima dengan sangat baik oleh para staf, bahkan menjadi satu satunya kelompok yang mendapat pujian dari tenaga ahli KSP”, ucap dia.