Alvonso semakin larut dalam dunia hitam, sampai akhirnya dia ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba.
Singkat cerita, dia dijebloskan ke sel. Di sana, dia bertemu seorang tahanan lain yang sudah aktif beribadah dan mengaji. Dia kerap dibangunkan salat Subuh, tetapi enggan meresponnya.
Lalu, rekan yang juga tahanan itu seolah tidak kenal lelah mengajak Alvonso untuk mendirikan salat. Lambat laun hati Alvonso terketuk. Dia mulai mengikuti ajakan rekannya tersebut untuk salat dan mengaji. Meski masih Iqra, ia tak malu untuk memulainya.
"Ngaji yuk belajar (ajakan temannya). Nunjukin huruf hijaiyah dan makhrajul hurufnya. Saya ingin. Ini bagus, mungkin kebetulan dia bisa melantunkannya, akhirnya saya tergerak ingin bisa ngaji," tutur Alvonso.
Dia akhirnya berpisah dengan rekannya di tahanan Polres Bogor. Sebab, Alvonso harus dipindah ke LP Pondok Rajeg.
Di tempat itu, dia masih berusaha keras untuk tetap mendirikan salat seraya mengaji. Hal yang sama juga terus berlanjut saat ia dipindah lagi ke LP Gunung Sindur.
Usai mengaji Iqra, mempelajari dan menghafalkannya, Alvonso mulai berani mengaji Alquran.