Bukan hanya puisi, Sapardi juga juga banyak menulis cerita pendek, esai, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar. Dia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing.
Beberapa puisinya yang sangat populer di antaranya adalah "Aku Ingin", "Hujan Bulan Juni", "Pada Suatu Hari Nanti", "Akulah si Telaga", dan "Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari".
Puisi Sapardi sederhana tetapi sarat simbolisme. Pilihan kata dan tema yang mudah dipahami pembaca menjadi ciri khas dia.
"Jangan bikin yang ruwet, sajak itu sesuatu yang sederhana, manusiawi dan terjadi sehari-hari," ujar sang pujangga.