Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Edisi Ketiga (2001), definisi rudapaksa adalah perkosa dan bertahan hingga saat ini dalam KBBI V. Secara logika, aksi rudapaksa hanya bisa dilakukan oleh seorang yang memiliki organ tubuh secara lengkap dan berfungsi optimal, namun tidak dengan Agus “Buntung” karena ketidakmampuannya untuk mengkontrol nafsunya.
Kasus ini merupakan aksi nyata dari sebuah komunikasi propaganda, di mana Agus “Buntung” telah menjadi seorang propagandis yang “andal” pada saat memulai langkah awal menuju aksi rudapaksa.
Penggunaan secara istilah, propaganda diartikan sebagai suatu usaha dalam membentuk persepsi, manipulasi pikiran bawah sadar atau kognisi, dan memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku dengan memberikan respons sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda baik secara disengaja dan sistematis. Komunikasi propaganda diibaratkan sebagai pisau bermata dua, karena efek positif atau negatif yang dihasilkannya tergantung pada bagaimana propagandisnya menyampaikan.
Namun kita sering mengonotasikan propaganda sebagai kegiatan yang negatif. Memang, tampaknya propaganda sering dimanfaatkan oleh politisi untuk tujuan-tujuan tertentu tanpa menghiraukan dampaknya. Adolf Hitler misalnya menggunakan propaganda untuk memenangkan perang dan berkuasa.
Agus “Buntung” memberikan pesan emosional yang kuat kepada seluruh korban Wanitanya pada saat berkomunikasi, sehingga secara tidak sadar korban menjadi merasa simpati maupun empati. Komunikasi propaganda bisa menjadi salah satu teknik dalam melakukan aksi kriminal yang dilakukan oleh aktor kejahatan.
Sebuah kata yang powerful banyak mengandung emosi. Hampir seluruh korban dari Agus "Buntung” ini terbuai oleh kata-kata yang digunakan pada saat melakukan komunikasi propaganda berlangsung. Namun, tidak semua korban terhanyut oleh kata-kata propagandis karena akal sehatnya masih berfungsi dengan baik dalam mengartikan pesan yang disampaikan oleh Agus “Buntung” sebelum melakukan aksi kejahatannya.
Menjadi seorang komunikator yang baik tentu harus diawali oleh niat yang baik, pun halnya dengan berbagai jenis konteks komunikasi.