Dalam kesempatan itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Eko Budi Lelono melaporkan pihaknya telah mendeteksi aktivitas gempa vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak Desember 2021 lalu.
“Dari data pemantauan kegempaan sejak Desember 2021, terpantau gempa-gempa vulkanik yang terekam sejak pertengahan Desember 2021, yang ini menunjukkan ya terjadinya supply magma dari bawah permukaan,” kata Eko.
Eko juga mengatakan gempa-gempa vulkanik ini mengindikasikan adanya over pressure pada Gunung Anak Krakatau. Selain itu, Gunung Anak Krakatau juga terdeteksi peningkatan kegempaan yang terpantau sejak tanggal 22 Januari hingga 31 Januari 2022.
“Sedangkan kegempaan dangkal sempat menurun sampai dengan sampai selama dua hari ini. Dan pada tanggal pada tanggal 3 Februari muncul getaran tremor menerus yang diikuti oleh aktivitas hembusan menerus,” katanya.