JAKARTA, iNews.id - Survei bertajuk 'Kajian Suara Anak: Mengedepankan Perspektif Anak dalam Program Makan Bergizi Gratis' mengungkapkan, program MBG yang menjadi primadona pemerintah terbukti bermanfaat. Namun, menu yang ditawarkan belum sesuai selera anak.
Survei ini disusun dengan dukungan dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) dan Wahana Visi Indonesia (WVI). Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun terlibat di dalamnya.
Dari survei tersebut, salah satu masukan yang ditemukan peneliti anak ialah pentingnya pelibatan bermakna anak dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di lapangan. Apa maknanya?
Disampaikan Wakil Ketua KPAI Jasra Putra, diperlukan pelibatan bermakna anak sekolah dalam semua proses MBG dari perencanaan menu, pemberian edukasi gizi dengan pendekatan teman sebaya, hingga evaluasi pelaksanaan MBG di sekolah melalui mekanisme diskusi terpimpin maupun survei umpan balik yang bisa memberikan rasa aman kepada siswa.
KPAI juga meminta program MBG harus memastikan hak anak terpenuhi dengan menjamin kualitas gizi dan keamanan pangan. Itu dapat dilakukan dengan melalui penerapan standar yang ketat serta mewujudkan lingkungan pangan sehat melalui pendekatan lintas sektor, khususnya dinas kesehatan dan pendidikan dalam program MBG.
"Pemerintah juga harus mendorong masyarakat terlibat atau bekerja sama dalam mendukung, dan memantau pelaksanaan program MBG, serta memastikan tidak ada lagi intimidasi maupun bentuk kelalaian lain dalam pelaksanaan MBG yang berdampak terhadap kondisi fisik maupun psikis anak sebagai penerima manfaat dari program MBG," kata Jasra dalam konferensi pers daring, Rabu (12/11/2025).