Pesan sederhananya, di balik perhatian yang besar atas berbagai perkara teknis seperti jumlah petugas dan TPS yang bertambah, alat pelindung diri yang harus disediakan, anggaran yang membengkak, “Tugas kepala daerah dan pelaksana Pilkada Serentak adalah menghasilkan Pemilu berkualitas, Pemilu yang bebas korupsi, dan Pemilu yang aman dari Covid-19,” ujar guru besar hukum tata negara itu menutup pidatonya.
Pertemuan dengan para ulama Bassra (Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura) di Bangkalan menjadi momen kunjungan kerja terakhir. Di pendapa kabupaten, Menko Polhukam dengan sabar mendengarkan masukan para kiai terhadap RUU Haluan Ideologi Pancasila sambil memberikan penjelasan tentang sikap pemerintah.
Para kiai memuji langkah pemerintah yang menunda pembahasan, meski pada umumnya menuntut agar DPR dan pemerintah berhenti membahas RUU tersebut.
Di sini, Mahfud kembali memberi pelajaran penting kepada audiens tentang gaya dan kesederhanaan dalam berkomunikasi tatkala ia pamit di akhir acara.
“Terima kasih Bapak-Bapak kiai semua, terima kasih Ibu Gubernur, Bapak Pangdam, Bapak Kapolda dan Pak Bupati. Saya mohon pamit, mohon tidak usah mengantar saya ke bandara. Saya paham kita semua sedang sibuk dengan tugas masing-masing terkait Covid-19. Saya tahu jalan ke bandara sehingga mohon untuk tidak usah diantar,” ujar Mahfud yang kontan direspons oleh Irjen Pol Fadil Imran dengan dua tangan di depan dada mirip salam namaste, sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan Kapolda pada Sang Menko.