Mengenai besaran anggaran, Menteri Nadiem menyampaikan total anggaran program ini mencapai Rp2,6 triliun untuk tiga bulan ke depan. Selain itu, dia juga menyampaikan target pembelajaran tatap muka di awal tahun pembelajaran baru 2021.
“Kemudian dari arahan Pak Presiden dan dari perjuangan semua pihak di Kementerian Kesehatan yang telah memprioritaskan guru-guru untuk program vaksinasi, target kami di pekan kedua Juli 2021 semua sekolah seharusnya sudah bisa bertatap muka secara terbatas,” katanya.
Menteri Nadiem juga menyampaikan kabar baik mengenai program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang telah disesuaikan. “Tahun 2020 kita sudah mengubah beberapa hal, yakni kita mentransfer dana BOS langsung ke sekolah tidak melalui Pemda, sehingga orang tua siswa tidak perlu menalangi operasional sekolah, pada 2020 perubahan ini dampaknya luar biasa. Kita juga memberikan fleksibilitas penggunaan dana BOS untuk berbagai macam kebutuhan.”
“Untuk pertama kalinya pada 2021 kita meluncurkan BOS majemuk. Jadi sebelumnya semua perhitungan BOS seragam, perhitungan dana BOS per siswa di Jakarta dengan Papua sama. Sedangkan indeks kemahalan kebutuhan mereka di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) jauh lebih mahal. Biaya kirim dari luar kota atau dari Jawa biasa mahal. Itu yang kita koreksi di kebijakan BOS Majemuk tahun ini, sehingga ada penyesuaian dana BOS tergantung pada daerahnya,” ucapnya.
Adapun dana BOS Majemuk ini pun tetap bisa digunakan secara fleksibel disesuaikan kebutuhan, sehingga target Kemendikbud untuk segera menggelar pembelajaran tatap muka terbatas bisa terlaksana.