"Kalau sesudah pemungutan suara itu kan masih lama. Jadi, ini soal pilihan yang mundur dulu bisa ada orang yang kecewa. Karena aturannya boleh (tetap menjabat), kalau mundur sekarang, ada yang mempersoalkan kenapa baru sekarang," tuturnya.
Mahfud tak memungkiri bahwa keputusannya mundur dari jabatan akan tetap menuai komentar, baik dilakukan di awal, maupun menjelang pemilu.
"Kalau terus, akan ada yang terus mempersoalkan. Itu biasa di dalam politik. Karena kepala kita itu 270 juta, boleh berpendapat berbeda-beda. Tetapi, saya sudah menyatakan ini momentum yang harus saya ambil sekarang," katanya.