JAKARTA, iNews.id - Prabowo Subianto memutuskan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres pendampingnya di Pilpres 2024, Minggu (22/10/2023). Pengumuman Prabowo memilih putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu ramai diberitakan media internasional.
Sejumlah media asing menyoroti penunjukan Gibran telah memicu kritik publik. Salah satunya terkait dugaan Jokowi sedang mencoba menciptakan dinasti politik setelah tidak lagi menjabat presiden nanti.
The Guardian, media Inggris menulis artikel berjudul "Joko Widodo’s son chosen as running mate for Indonesia presidential candidate Prabowo" atau "Putra Joko Widodo terpilih sebagai cawapres untuk calon presiden Indonesia Prabowo".
"Terpilihnya Gibran Rakabuming Raka, 36 tahun, yang kini menjadi Wali Kota Surakarta, sebagai calon wakil presiden pada pemilu bulan Februari telah memicu kritik bahwa Widodo sedang mencoba menciptakan dinasti politik di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," tulis The Guardian, dikutip Senin (23/10/2023).
The Guardian juga menulis, penunjukan Gibran sebagai cawapres Prabowo terjadi setelah keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK) pekan lalu. MK memutuskan kandidat yang berusia di bawah 40 tahun dapat mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden jika mereka sebelumnya pernah memegang jabatan regional.
"Keputusan tersebut dikeluarkan oleh saudara ipar Widodo, Ketua Mahkamah Agung Anwar Usman," tulis The Guardian.
Sementara Reuters mempublikasikan artikel berjudul "Indonesia presidential candidate Prabowo picks Jokowi's son as running mate" (Kandidat presiden Indonesia, Prabowo memilih putra Jokowi sebagai cawapres).
Reuters menulis, pemilihan Gibran Rakabuming Raka bisa menjadi pendorong untuk kampanye Prabowo karena popularitas Jokowi yang sangat besar. Reuters juga menyinggung putusan MK mengubah persyaratan kelayakan yang akan menghalangi Gibran untuk mencalonkan diri, memicu kontroversi dan kemarahan di Indonesia.
Kantor berita internasional berbasis di London, Inggris itu mengangkat komentar Jokowi yang mengatakan tidak terlibat dalam kandidat presiden. Namun, elite politik menyebut Jokowi berusaha untuk mempertahankan pengaruh dan diam-diam mengumpulkan dukungan untuk mantan saingannya, Prabowo, setelah sebelumnya tampak mendukung Ganjar sebagai kandidat dari PDIP.
"Tokoh politik mengatakan pencalonan Gibran adalah cara bagi Jokowi untuk mempertahankan pengaruhnya dan mengatakan dia diam-diam mengumpulkan dukungan untuk Prabowo, yang dia kalahkan dua kali untuk memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2014 dan 2019," tulis Reuters, Senin (23/10/2023).