Tito juga meminta aparat keamanan, Tito mampu mendeteksi dengan tepat, melakukan antisipasi dan membuat rencana operasi, serta mengeksekusi dengan baik potensi bahaya keamanan dalam Pemilu. Mereka juga dituntut untuk mampu mencegah terjadinya gangguan keamanan, melakukan mitigasi secara cepat, dan menetralisasi dengan sigap.
“Termasuk juga peran daripada penegak hukum, baik dari Polri, kemudian juga dari jajaran pengadilan karena nanti ada sengketa PTUN ke MK, ini banyak semua stakeholder-nya,” katanya.
Mendagri juga menjelaskan peran penting dari unsur media. Menurutnya, peran media cukup krusial lantaran bertugas dalam menyampaikan segala informasi berkaitan dengan pemilu kepada publik. Dalam konteks itu, media juga dapat berperan sebagai pengawas.
Selain itu, Tito berharap masyarakat dapat menjalankan perannya dalam mengawasi pelaksanaan Pemilu serta berpartisipasi pada pesta demokrasi. Partisipasi publik dinilai akan mempengaruhi kuatnya legitimasi pemimpin yang terpilih nanti.
Oleh karena itu, dia berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam gelaran Pemilu dengan ikut membantu melakukan sosialisasi hal-hal baik, dan menghindari cara-cara negatif seperti hoaks.
“Banyak sekali stakeholder-nya, itu baru sebagian. Mungkin ada lagi yang lain, tapi ada satu stakeholder pendapat saya yang jauh lebih penting dari semuanya itu, yaitu Tuhan,” katanya.