Usai menyembelih babi atau ayam, hewan tersebut diletakkan di lubang berisi bara panas yang sudah dibungkus dengan daun pisang dan campuran buah tawi atau merah. Daging hewan itu dimasak tanpa menggunakan garam.
Tradisi yang dijalankan Suku Dani pun tergolong beragam bahkan ada pula yang ekstrem. Ketika ada kerabat yang meninggal, proses mumifikasi dilakukan. Mayat diawetkan tanpa dibalut dan disimpan dalam gua. Usia mumi yang paling tua bisa mencapai 300 tahun.
Tradisi ekstrem lainnya adalah potong jari, yang biasa dilakukan ketika sedang mengalami kedukaan. Masyarakat Suku Dani tidak terbiasa menangis untuk mengekspresikan perasaan saat sanak keluarga meninggal dunia.
Mereka melaksanakan potong jari sebagai tanda kesedihan dan kehilangan yang amat mendalam. Hal ini dilakukan Suku Dani karena mereka menganggap jari sebagai simbol keluarga dan kekerabatan.