JAKARTA, iNews.id – Sebanyak 19 kepala desa (kades), pendamping desa, dan pegiat desa diberangkatkan studi banding ke China, Jumat (22/3/2019). Para kades itu pun diminta untuk membaca peluang kerja sama bisnis dengan para kepala desa di Negeri Tirai Bambu itu.
“Saya berharap agar perwakilan Indonesia yang berangkat studi banding ini bisa membina hubungan baik dengan masyarakat di China. Melihat peluang kerja sama dan melihat apa yang dibutuhkan masyarakat China yang bisa disuplai oleh desa di Indonesia,” ungkap Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (22/3/2019).
Dia mengatakan, hubungan baik antara kepala desa di Tiongkok dan kepala desa Indonesia akan mempererat hubungan kedua negara. Menurut Eko, menjaga hubungan baik keduanya itu penting, mengingat Indonesia dan Tiongkok diprediksi akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi lima besar dunia.
“Duta Besar Tiongkok telah mengonfirmasi bahwa 40 tahun lalu pendapatan per kapita masyarakat desa di Tiongkok 20 dolar AS dan sekarang 2.000 dolar AS. Dan itu pertumbuhan 100 kali lipat. Itu sangat besar, dan kita layak untuk meniru Tiongkok,” ujarnya.
Menurut Eko, rencana studi banding kepala desa, pendamping desa, dan pegiat desa ke Tiongkok telah dibicarakan dengan Kedubes Tiongkok sejak tahun lalu. Adapun peserta studi banding dari Indonesia yang dibawa ke China kemarin adalah mereka yang telah berhasil mengubah desanya dari tertinggal menjadi desa berkembang dan maju.