Miris, Adab Digital Netizen Indonesia Terburuk di Asia Tenggara

Binti Mufarida
ilustrasi media sosial. Adab netizen Indonesia terburuk di Asia Tenggara. (Foto: Dok.)

Pada kesempatan itu, Sabrang mengungkapkan tak dapat dipungkiri media sosial didesain kebanyakan untuk mencari profit, bukan tertuju pada penggalian nilai-nilai (values). Dunia informasi bergerak dengan cepat dan media sosial menjadikan komunikasi menjadi wadah yang sangat luas.

“Untuk itu perlu social engineering yang tepat yang dibangun dengan panduan value local wisdom masyarakat kita. Kita punya gotong-royong dan sangat in line dengan falsafah Islam fastabiqul khairat,” urai Sabrang seraya menyebutkan Symbolic.id menerapkan algoritma kurasi melalui gotong-royong. 

Oleh karena itu, sebagai social engineering tentu pemerintah hadir dan melibatkan institusi sosial seperti universitas, ormas, dan sebagainya. Diperlukan kolaborasi gotong royong dana dari para pelaku usaha melalui CSR, sponsorship, beasiswa, dan kalangan filantropi. Diperlukan peran negara untuk menguatkan kembali nilai gotong-royong dengan  pengembangan investasi sosial yakni tenaga, dana, dan ilmu.

“Penguatan gotong-royong dalam struktur sosial melalui komunitas dalam hal ini di media sosial akan menghasilkan mental model. Adanya tanggung jawab komunal tentang pentingnya kerukunan, kebersamaan yang hadir dari pola-pola sosial-budaya yang terjadi berulang,” kata Sabrang.

Merespons hal ini, Didik menandaskan bahwa Kemenko PMK akan membahas lebih jauh Sinergi dengan BPIP, Kemendikbud Ristek, dan Kominfo tindak lanjut hasil rapat hari ini. Diharapkan kolaborasi ini nantinya bisa membangun konsep gotong-royong dalam rangka meningkatkan indeks keadaban digital pada masyarakat.

“Semoga menghindarkan mentalitas-mentalitas negatif masyarakat dalam berperilaku di media sosial. Penguatan nilai-nilai revolusi mental seperti etos kerja, gotong royong, integritas melalui media sangat penting, terlebih dengan potensi bonus demografi di masa mendatang. Harapannya kita terhindar dari disaster demography,” kata Didik.

Editor : Muhammad Fida Ul Haq
Artikel Terkait
Internasional
5 hari lalu

Gempar, 3 Perempuan Muda Dibunuh Geng Narkoba Sambil Disiarkan Langsung di Medsos

Internasional
5 hari lalu

Wow, YouTube Bayar Rp410 Miliar gara-gara Blokir Akun Trump

Seleb
16 hari lalu

Come Back! Tasya Farasya Kembali ke Medsos usai Pamit gegara Gugat Cerai Ahmad Assegaf   

Internet
16 hari lalu

Komdigi Dukung Penuh Usulan 1 Orang 1 Akun Medsos, Alasannya Mengejutkan!

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal