JAKARTA, iNews.id - Mendikbudristek Nadiem Makarim dan penyanyi Desta tiba-tiba menjadi guru tamu di SMPN 5 Jakarta. Mereka pun menyapa siswa-siswi yang antusias melihat mereka berdua.
“Apa kabar adik-adik? Waduh cerah sekali ini muka-mukanya. Senang banget ya bisa kembali ke sekolah. Saya ingin tahu nih dari adik-adik pengalaman tatap mukanya?,” sapa Nadiem dikutip dari siaran pers yang diterima iNews.id, Senin (16/5/2022).
Salah satu siswa bernama Diandra pun dengan semangat menanggapi pertanyaan Nadiem. Ia mengaku sangat senang bisa kembali ke sekolah dan belajar tatap muka.
“Pengalaman PTM saya, menurut saya itu sangat menyenangkan. Karena waktu saya lulus SD saya belum pernah ketemu teman-teman saya sama sekali di SMP, jadi waktu kelas 7 sangat sedih tidak bisa ketemu teman-teman baru. Tapi sekarang sudah senang,” kata Diandra.
Nadiem pun menjelaskan bahwa semangat gotong royong dan kemampuan berkolaborasi dari semua pemangku kepentingan pendidikan menjadi prinsip utama dalam melaksanakan PTM hingga 100 persen. Kepada Desta dan para siswa, Nadiem menuturkan semangat gotong royong ini adalah salah satu nilai terpenting dalam dalam mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
“Profil Pelajar Pancasila itu adalah tujuan besar Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka, Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, muaranya adalah menciptakan profil Pelajar Pancasila,” ucap mantan bos Gojek ini.
Adapun, enam profil Pelajar Pancasila ini adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, gotong royong, kreativitas, kemampuan bernalar kritis, dan kemandirian. Ia berharap profil Pelajar Pancasila bisa bermanfaat bagi para siswa di masa depan.
“Ini adalah enam profil Pelajar Pancasila yang nanti adik-adik di masa depan, waktu cari kerjaan, atau jadi wirausaha, atau jadi apa pun, ini akan menjadi skill-skill, kompetensi-kompetensi yang terpenting. Profil-profil terpenting,” tuturnya.
Nadiem juga menceritakan upayanya dalam menciptakan profil Pelajar Pancasila dengan mengikuti teater sebagai kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) saat sekolah. Dengan mengikuti teater, ia belajar kepemimpinan, belajar berani berbicara di depan orang lain, dan juga gotong royong.
“Mas Desta juga tahu, kalau di dalam dunia pertunjukan itu, jika salah satu pihak tidak sesuai maka semuanya akan kacau. Di sinilah perlunya gotong-royong,” ujar Nadiem.
Sementara itu, dalam kegiatan tersebut, Desta juga memberikan tugas kelompok kepada para siswa untuk mengajukan ide proyek Kurikulum Merdeka berdasarkan empat tema, yaitu kebinekaan, kewirausahaan, perubahan iklim, dan proyeksi sosial.