JAKARTA, iNews.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharamkan segala bentuk kegiatan untuk menghasilkan dan atau menyebarkan konten serta informasi tidak benar kepada masyarakat (hoax). MUI juga mengharamkan pekerjaan buzzer di media sosial.
Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid mengatakan, MUI telah menetapkan fatwa Nomor 24 Tahun 2017 tentang hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial. Salah satu isinya, muslim dilarang menyebarkan fitnah dan adu domba.
”Kegiatan buzzer di medsos sebagai profesi diharamkan, baik untuk kepentingan ekonomi atau lainnya," ujar Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid saat mendampingi Polri merilis pengungkapan kasus kelompok Muslim Cyber di Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/3/2018).
Tauhid menegaskan, tidak hanya buzzer, orang yang menyuruh memfasilitasi, menyandang dana, dan atau memanfaatkan jasa buzzer juga diharamkan oleh MUI. Menurut dia, buzzer bertentangan dengan hukum positif dan bertentangan dengan ajaran agama islam karena dapat menimbulkan permusuhan yang dapat menimbulkan kerusakan dalam kesatuan negara.
"Setiap muslim yang bermuamalah dalam medsos diharamkan melakukan ghibah atau membicarakan keburukan aib orang lain, dilarang namimah yang menimbulkan permusuhan, dan dilarang menyebarkan ujaran kebencian dan isu sara," tegas dia.