Wacana proyek tersebut merespons urgensi penurunan muka tanah di utara Pulau Jawa. Fenomena itu disebut dapat berdampak pada banjir rob yang akan mengancam wilayah pesisir.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyatakan penurunan muka tanah tidak hanya mengancam Jakarta, namun seluruh Pulau Jawa. Jika terjadi, kata dia, sekitar 40 persen sawah dan lahan bisa tenggelam.
"Maka Pak Prabowo ingin membangun tanggul laut dari Jakarta sampai Gresik di Jawa Timur," ujar Hashim dalam dialog di Senayan, Jakarta, Sabtu (31/8/2024) lalu.
Menurutnya, proyek tersebut harus dilanjutkan meski akan memakan waktu hingga 20 tahun. Pasalnya, rata-rata permukaan air laut di Pulau Jawa sudah naik.
"Program ini tidak bisa dalam 5 tahun, mungkin tidak bisa dalam 10 tahun, mungkin harus baru bisa 20 tahun, tapi harus segera dimulai karena permukaan laut sudah naik," imbuhnya.
Program ini nantinya menjadi proyek gabungan dari pemerintah dan swasta serta dunia usaha. Kesempatan itu juga dibuka untuk pengembang asing.
Bahkan, Hashim mengungkapkan sudah ada beberapa calon investor yang berminat. Skema pembiayaan nanti targetnya menggunakan Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Adapun, pembagiannya adalah pemerintah menguasai 20 persen sahamnya dan 80 persen sisanya akan dipegang oleh pelaku usaha.
"Ide Pak Prabowo nanti ini private-public partnership (KPBU) Pemerintah punya saham tapi mungkin 20 persen, sedangkan 80 persen silakan ya pengembang-pengembang," ucap Hashim di Menara Kadin Jakarta, Senin (7/10/2024).
Saat ini, kata Hashim, sudah ada investor asing yang melirik proyek tanggul raksasa tersebut. Rencananya, pembangunan tanggul laut ini dibagi-bagi untuk para investor, sehingga tidak hanya satu investor saja yang membangun penuh tanggul laut yang membentang dari Jakarta-Gresik.
"Ini proyek besar, mungkin ada 10 km dipegang 1 (badan usaha), 10 km lain dipegang lain. Saya sudah ke Beijing 2 kali, saya sudah ke Hongkong 3 kali, developer-developer dari Hongkong dan dari Beijing sebagian berminat," tambahnya.