JAKARTA, iNews.id – Pakar Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia, Chusnul Mariyah, menilai Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tidak netral dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Itu bisa dilihat dari cara badan itu menangani dugaan pelanggaran pemilu selama beberapa bulan terakhir.
“Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu sudah terlihat tidak netral, sudah terlihat dipertanyakan integritas dan kenetralannya,” kata Chusnul di Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Dia mencontohkan, kasus Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengacungkan dua jari pada akhir pidatonya saat Konferensi Nasional Gerindra di Sentul, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, seakan-akan diarahkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai bentuk pelanggaran. Padahal, aksi Anies tersebut sejatinya tak perlu dipersoalkan karena acara yang dihadiri Anies ketika itu berlangsung tertutup.
“Ini persoalannya, Anies di dalam acara partai yang tertutup, bukan terbuka,” tutur Chusnul.
Dia pun balik bertanya kepada penyelenggara pemilu yang terkesan membiarkan kepala daerah dan menteri yang secara terang-terangan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu. Dia tak mengerti dengan komitmen netralitas dari penyelenggara pemilu, terutama Bawaslu.