Selain itu, perlu disiapkan sistem monitoring dan evaluasi berbasis data yang tidak hanya mencatat siapa yang sudah diperiksa, tapi juga siapa yang butuh pertolongan dan sudah ditindaklanjuti.
“CKG bukan sekadar program satu kali, ini harus jadi sistem berkelanjutan. Data harus dimanfaatkan untuk rujukan medis, intervensi gizi, hingga dukungan psikologis. Di sinilah negara harus hadir secara penuh,” papar alumni S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan S2 Intervensi Sosial, Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini.
Sebagai partai yang berpihak pada pelayanan dasar rakyat, Sri Gusni menegaskan Partai Perindo akan terus mengawal pelaksanaan CKG secara kritis namun konstruktif. Selain itu, juga ingin memastikan bahwa program ini tidak berhenti pada slogan dan target kuantitatif, tetapi benar-benar menjadi tonggak pemerataan akses layanan kesehatan bagi seluruh anak Indonesia. Kesehatan anak adalah pilar menuju Indonesia Emas 2045.
“Kesehatan anak hari ini adalah fondasi kualitas SDM Indonesia di 2045 nanti. Kalau kita gagal menjaganya hari ini, kita akan kehilangan masa depan kita sendiri,” tutup Sri Gusni.