Haniyeh terpilih sebagai kepala biro politik Hamas pada tahun 2017 dan terpilih kembali pada tahun 2021. Departemen Luar Negeri AS mengklasifikasikan Haniyeh sebagai teroris pada tahun 2018. Diperoleh juga informasi bahwa setelah dua tahun pemimpin Hamas ini, dia tinggal di Gaza bersama keluarganya dan kini pindah ke Doha di sebuah hotel mewah. Konon, dia telah mengumpulkan kekayaan senilai jutaan dolar AS selama di Gaza.
Menurut majalah Mesir Rose al-Yusuf, Haniyeh menghabiskan 4 juta dolar AS untuk properti pantai Gaza saja pada tahun 2010. Sejak itu, pemimpin Hamas telah membeli beberapa vila dan bangunan di Jalur Gaza, yang katanya telah didaftarkan atas nama 13 anaknya.
Kepemilikan yang dianggap mewah ini sangat kontras dengan kenyataan hidup banyak warga Palestina. Seluruh keluarganya diduga juga mendapat manfaat dari kedudukan istimewa ayahnya. Meskipun sebagian besar warga Gaza tidak dapat meninggalkan rumah mereka, putra-putra Haniyeh dilaporkan melakukan perjalanan secara rutin ke Turki, di mana mereka diharapkan untuk berinvestasi di bidang real estate di sana.
Pada Juli 2022, sebuah dokumen dibagikan di media sosial Palestina yang menunjukkan daftar resmi orang-orang yang memiliki izin untuk melakukan perjalanan melalui penyeberangan perbatasan Rafah. Mereka di antaranya, putra Haniyeh, Hazem, serta istri dan anak-anaknya.
Di Pihak Israel, Siapa sang "Guter Kreiger"?
Israel memiliki persenjataan yang sudah sangat modern, canggih, mematikan, bahkan yang sudah bisa dikendalikan dari jarak jauh. Israel pun memiliki satuan dan unit perang yang memiliki ketangguhan luar biasa, seperti ada unit khusus Yahalom yang menguasai teknologi tempur, bahan peledak, survival dan navigasi, yang juga memiliki kemampuan antiteror.