Persoalan terbesar kondisi kebebasan sipil, menurut Malik, yaitu terkait dengan persoalan kebebasan berpendapat yang rendah. Sementara terkait variabel kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berkeyakinan, dan kebebasan dari diskriminasi, tidak ada masalah.
Dia mengakui Indonesia memiliki kultur yang baik bagi perkembangan kebebasan berpendapat, namun kultur ini cenderung berkonflik jika dikaitkan dengan politik. Dia menunjuk banyaknya demo yang semula damai berubah menjadi aksi disertai dengan kekerasan.
“Ini (demo dengan kekerasan) terjadi karena banyak demo damai yang tidak mendapatkan solusi,” ucap Malik. Dia menambahkan, kasus-kasus tersebut banyak terjadi di daerah yang justru terpencil, bukan di Jakarta.
Kendati demikian, Malik maupun Maswadi Rauf optimistis dengan masa depan demokrasi di Indonesia. Malik mengutip pernyataan Wakil Presiden pertama RI Bung Hatta, yang meyakinkan demokrasi tidak akan lenyap, “Mungkin ia tersingkir sementara, tetapi akan kembali dengan tegapnya”.
“Memang tidak mudah membangun demokrasi di Indonesia, tetapi bahwa dia akan muncul kembali itu tidak dapat dibantah,” kata Malik.