“Kini, seharusnya tidak ada lagi rivalitas politik antar-komunitas, karena Tahun Politik 2019 yang memuncak pada pilpres-pileg telah berakhir, dan telah difinalisasi oleh keputusan Mahkamah Konstitusi pada 27 Juni 2019. Biarlah panggung rivalitas politik itu selanjutnya diisi dan dilakoni oleh para politisi sebagai sarana untuk memperjuangkan aspirasi konstituennya masing-masing,” ucapnya.
Politikus Partai Golkar itu berpendapat, bagi para politisi, tidak ada rivalitas abadi, tidak ada pula musuh abadi, dan tidak ada teman atau anggota koalisi yang abadi. “Satu-satunya yang abadi dalam politik adalah kepentingan,” ujarnya.
Jika sudah bicara tentang kepentingan, kata dia, yang selalu muncul adalah pertanyaan “siapa mendapat apa” dan “siapa yang harus lebih didahulukan”. “Kalau sudah begitu, jelas bahwa tidak ada alasan sedikit pun bagi semua elemen akar rumput masyarakat Indonesia untuk mempertahankan atau merawat polarisasi sekarang ini,” tutur Bamsoet.