Selain berdampak pada siswa, MBG juga memberi manfaat ekonomi bagi tenaga pendidik. Program ini menjadi penopang tambahan bagi guru honorer yang terlibat dalam distribusi makanan, sehingga membantu meningkatkan pendapatan mereka di luar gaji rutin.
Keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah turut menggerakkan ekonomi lokal. SPPG menyerap bahan pangan dari petani dan peternak setempat serta membuka peluang kerja bagi pegawai dan relawan.
“Keberadaan kami ini betul-betul dirasakan selain oleh penerima manfaat tapi juga oleh pelaku ekonomi seperti pasar, petani, dan yang lainnya,” ujar Mitra SPPG Cibuntu, Tasikmalaya, Tino Rirantino.
Terkait temuan-temuan tersebut, Didin menilai berbagai kendala teknis yang muncul selama satu tahun pelaksanaan MBG telah berhasil dikonsolidasikan dengan baik oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
"Ini adalah situasi yang menciptakan optimisme jangka panjang. Bahwa pembangunan di Indonesia ini adalah longitudinal plan, yang bisa memperbaiki Indonesia masuk pada ekonomi berbasis ilmu pengetahuan. Bukan hanya masyarakat kelas atas saja yang bisa berpartisipasi, tapi nanti seluruh penduduk akan ikut terlibat. Ini dampaknya raksasa," katanya.