JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR 2021di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021). Dalam pidatonya Jokowi menjelaskan laporan kinerja lembaga negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya selama setahun terakhir.
Pidato tersebut disampaikan di hadapan para anggota dewan. Berikut pidato lengkap Jokowi pada Sidang Tahunan MPR 2021:
Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu ’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Selamat Pagi, Salam Sejahtera bagi kita semua,
Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Profesor K.H. Ma’ruf Amin beserta Ibu Wury Estu Ma’ruf Amin. Yang saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua dan para anggota MPR Republik Indonesia. Yang saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para anggota DPR Republik Indonesia. Yang saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota DPD Republik Indonesia.
Yang saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara; Yang saya hormati, Ibu Hajah Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia Kelima; Yang saya hormati, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia Keenam; Yang saya hormati Bapak Try Sutrisno dan Bapak Hamzah Haz; Yang saya hormati Bapak Muhammad Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla; Yang saya hormati Bapak Boediono beserta Ibu Herawati Boediono.
Yang saya hormati Ibu Hajah Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid; yang saya hormati, yang mulia para duta besar negara-negara sahabat dan para pimpinan perwakilan badan dan organisasi internasional; yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju serta Panglima TNI dan Kapolri; yang saya hormati, para ketua umum partai politik, yang saya hormati hadirin, Saudara-Saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air.
Krisis, resesi dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa, kita hindari, tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari. Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan. Kita ingin pandemi ini menerangi kita untuk mawas diri, memperbaiki diri dan menguatkan diri dalam menghadapi tantangan masa depan.
Pandemi itu seperti kawah candradimuka yang menguji, yang mengajarkan dan sekaligus mengasah. Pandemi memberikan beban yang berat kepada kita, beban yang penuh dengan risiko, dan memaksa kita untuk menghadapi dan mengelolanya. Semua pilar kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian dan kecepatan kita, semuanya diuji dan sekaligus diasah.
Ujian dan asahan menjadi dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Bukan hanya beban yang diberikan kepada kita, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri juga diajarkan kepada kita. Tatkala ujian itu terasa semakin berat, asahannya juga semakin meningkat. Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh dan yang mampu memenangkan gelanggang pertandingan.