Dalam kasus TR, Asep menyebut polisi telah mendapatkan 1.300 foto dan video dari handphone serta laptop pelaku. Sekitar 50 orang anak dengan usia rata-rata 9-14 tahun menjadi korban.
"Modusnya, social engineering melalui IG (Instagram). Dia mencari profil guru sekolah dan guru tersebut menjadi follower-nya," kata Asep.
TR selanjutnya menggunakan akun palsu dan meminta para korbannya untuk mengirim foto tak senonoh. Untuk memuluskan aksinya, TR mengancam anak-anak tersebut yakni akan memberikan nilai sekolah yang jelek.
"Jadi anak-anak tersiasati seolah dia adalah gurunya di sekolah. Anak-anak itu ketakutan itu dia akhirnya mengirim foto," kata Asep. Dia pun mengimbau kepada para orangtua untuk selalu waspada.