Kemudian, terkait skripsi berjudul 'Studi tentang Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta' yang ditulis oleh Joko Widodo dengan nomor mahasiswa 1681. Menurutnya, skripsi tersebut sudah diuji Puslabfor dengan pembanding skripsi rekan-rekan, senior, dan junior Jokowi.
"Satu, terdapat banyak merek mesin ketik yang beredar, namun dapat diklasifikasikan ke dalam dua, yakni Pica dan Elite. Kedua, tipe Pica memuat 10 huruf dalam 1 inch dan tidak merujuk pada font tertentu yang ada dalam tipe ketikan digital," ujarnya.
"Dalam hal skripsi milik Bapak Jokowi, setelah dilakukan penelitian dari bab 1 sampai dengan terakhir oleh Puslabfor, mesin ketik yang digunakan adalah tipe Pica," tuturnya.
Sementara itu, Djuhandhani menuturkan, terkait lembar pengesahan skripsi Jokowi dibuat dengan heat press atau letterpress. Sehingga, apabila diraba tulisan di lembar tersebut tidak rata.
"Terhadap uji labfor tersebut sesuai dengan pemilik percetakan saat itu, sehingga terjawab tidak ada proses cetak dengan alat lain selain mesin ketik dan alat cetak heat press atau letterpress," ujarnya.