JAKARTA, iNews.id - Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ), Muhammad Quraish Shihab menjelaskan ibadah haji merupakan bagian dari perjanjian manusia kepada Allah SWT. Sehingga, definisi mabrur yang berasal dari kata barra-yabarru diperuntukkan bagi orang-orang yang mampu menepati janji.
“Kita melaksanakan ibadah (haji) ini bagaikan berjanji kepada Allah. Itu tersurat dalam kalimat talbiyah labbaikallahumma labbaik,” ujar Quraish dikutip dalam laman resmi Nahdlatul Ulama, Senin (13/6/2022).
Quraish menuturkan diterimanya ibadah haji seorang Muslim bukan sekadar sah dari sisi pelaksanaannya saja, seperti Thawaf dan sa’i atau usaha (lari-lari kecil) yang lambangnya dimulai dari bukit Shofa dan berakhir di bukit Marwah, kemudian melempar jumrah dan lain-lain. Namun, ditambah soal janji kepada Allah SWT.
“Kalau Anda menepati janji, maka haji Anda mabrur. Bukan sekadar sah saat pelaksanaanya di sana. Haji mabrur ditentukan setelah kembali dari Makkah. Dan ingat, Anda berjanji pada Tuhan, bukan pada manusia,” ucapnya.
Quraish mengingatkan semua perbuatan harus dibarengi dengan niat yang baik, termasuk ketika akan melaksanakan ibadah haji. Niat tidak harus diucapkan, tetapi kalau diucapkan akan membantu memantapkan niat.