Ketika pilihan hanya jatuh antara satu pasangan calon dan kotak kosong, maka ruang bagi pemilih untuk mempertimbangkan berbagai opsi menjadi terbatas.
Para pengamat politik menilai, kondisi ini dapat mengurangi semangat partisipasi pemilih. Masyarakat yang merasa pilihan mereka terbatas mungkin akan memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya, yang pada akhirnya dapat menurunkan angka partisipasi pemilu.
Selain itu, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran mengenai legitimasi calon yang terpilih jika persentase suara yang memilih kotak kosong cukup signifikan. Penasaran bagaimana para pakar di bidang politik membahas mendalam soal hantu kotak kosong ini?
Jangan lewatkan Dialog Spesial Rakyat Bersuara “Hantu Kotak Kosong Pilkada Jakarta”, bersama para narasumber, Riko Lesiangi-Politisi Partai Golkar, Ahmad Riza Patria-Ketua DPD Gerindra Jakarta, Syaiful Huda-Wasekjen PKB, Refly Harun-Pakar Hukum Tata Negara, Faizal Assegaf-Aktivis/Kritikus Politik, Rocky Gerung-Akademisi, malam ini pukul 19.00 WIB, live hanya di iNews.