Sementara itu, jika mitigasi bencana yang ingin dicapai adalah bangunan bebas banjir, maka struktur yang dipakai tentunya berbeda dengan mitigasi gempa. Pada laman The Constructor, diterangkan cukup jelas bahwa bangunan bebas banjir adalah keniscayaan yang bisa didapat.
Hal ini amat bergatung dengan tingginya struktur bagunan, fondasi bangunan yang ternyata dirancang sangat khusus, bahan pengisi yang tak sembarang sampai material tambahan lain yang memengaruhi hasil akhir mitigasi.
Kita akan bahas satu per satu. Pada bagian tinggi struktur bangunan misalnya, diterangkan di sana bangunan yang tidak sejajar dengan tanah akan sangat menguntungkan jika didirikan di area rentan banjir. Berapa ketinggian bagunan dari dasar tanah akan sangat ditentukan oleh peta bahaya banjir di daerah tersebut.
Ini kemudian diterapkan dengan membuat garasi dan bangunan utama tidak di lantai yang sama. Sebab, garasi yang berada sejajar dengan tanah misalnya, itu sudah dianggap sebagai perlindungan dari banjir pada bangunan intinya. Jadi fungsi garasi pun sebagai 'area banjir'.
Lalu, kalau soal pondasi maka pondasi yang tahan banjir menjadi hal utamanya. Artinya, fondasi bangunan harus memadai untuk menahan flotasi, keruntuhan, dan gerakan lateral permanen di bawah kombinasi beban kritis.
"Desain fondasi tahan banjir harus bergantung pada karakteristik geoteknik tanag dan strata di bawah pondasi, serta interaksi pondasi tanah itu sendiri," tuturnya.